Emisi CO2 hasil pembakaran bahan bakar fosil yang terus meningkat membawa pemanasan atmosfer yang labih besar dan memperburuk perubahan iklim.
Para ilmuwan berpendapat bahwa iklim kita seperti dadu—mendukung anomali cuaca lebih dari gelombang panas yang ekstrem.
“Ini adalah saat ketika suhu global secara substansial lebih hangat dari hari ini, dan ada sangat sedikit es dimana saja di planet ini.” Kata ilmuwan iklim, Michael Mann pada Huffington Post.Pembacaan diambil di NOAA, Mauna Loa bservatory, Hawaii menggunakan pengukuran curve keeling, metode pengukuran yang CO2 yang digunakan sejak tahun 1958. Gelembung ditemukan dalam sampel inti es antartika memberikan catatan lagi CO2 di udara selama 80 ribu tahun terakhir.
Pengukuran CO2 melampaui 400 ppm di Kutub Utara musim panas lalu, tetapi yang terbaca dari Hawaii, pengukuran 400 ppm telah diamati di bagian lintang. Kadar CO2 global berfluktuasi selama beberapa tahun, mencapai puncak tahunan pada bulam Mei.
Kalangan aktivis menyatakan bahwa konsentrasi karbon harus ditekan di bawah 350 ppm untuk menahan kenaikan suhu di bawah 2 derajat cecius pada abad ke-21.
Aktivis lingkungan hidup yang juga mantan Wapres AS berkata:
“Ambil satu hari saja untuk merefleksikan kerapuhan peradaban kita dan ekosistem planet kita, Kita harus mengambil tindakan untuk menyelesaikan krisis ini. Bukan besok, bukan minggu depan, bukan tahun depan. Sekarang.”
Sumber
Great post very informative, checkout my latest post at
ReplyDeletehttp://www.definingwords.blogspot.com/2013/06/what-is-good-friend.html
don' t be shy to leave a comment and like us on facebook
kunjungan perdana mas salam sejahtera buat admin DA blog...
ReplyDeleteartikel disini sangat menarik izin buat nyimak yang lain..
keren nih artikel nya .. makasi udah share :)
ReplyDeleteeh, jgn lupa .. blogwalking yuk sob ..
Mantap gan artikelnya
ReplyDeletecommentback gan
http://novaibnu.blogspot.com